![]() |
Nani Efendi |
Perguruan tinggi itu, idealnya, merupakan tempat membangun manusia agar memiliki nalar sehat, yang selalu mencari, menjunjung tinggi, dan menegakkan kebenaran, keadilan, keindahan. Yang senantiasa mengupayakan kemajuan, pencerahan, dan mencintai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Jadi, perguruan tinggi bukan melulu jadi penyuplai tenaga kerja yang siap pakai.
Di Barat, kampus merupakan tempat kebebasan intelektual berkembang. Dan itu tergambar dari motto-nya.
Kita bisa bandingkan antara perguruan tinggi di Barat dan di Indonesia. Motto universitas di Eropa dan Amerika Serikat, rata-rata memang mencerminkan kampus sebagai tempat kebebasan berpikir (pencerahan), bukan institusi penyuplai tenaga kerja.
Kalau kita baca motto-motto universitas di AS dan Eropa, rata-rata mencerminkan kampus sebagai tempat pencerahan serta menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Sementara di kampus kita, mottonya, kebanyakan, tak memiliki makna yang jelas. Kalau pun ada mottonya, lebih bernuansa "persaingan", "pencetak tenaga kerja", "SDM unggul yang siap kerja". Silakan di-searching sendiri motto perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dan bandingkan dengan perguruan tinggi di Barat.
Bahkan, mirisnya lagi, banyak kampus-kampus di Indonesia yang tak punya motto sama sekali. Padahal motto itu sangat penting. Motto adalah bentuk spirit yang mesti dijunjung tinggi, yang berfungi menggerakkan seseorang atau komunitas dalam mengejar tujuan.
Motto adalah semboyan yang berfungsi memberikan semangat pada seluruh anggota sebuah organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya. Berikut ini beberapa contoh motto-motto universitas di AS dan Eropa.
Harvard University, perguruan tinggi terkemuka di AS, punya motto "Veritas" yang berarti "truth" atau "kebenaran".
Yale University punya motto: Lux et veritas yang berarti "cahaya dan kebenaran".
Columbia University mottonya “In lumine Tuo videbimus lumen” (In Thy light shall we see light; dalam terang-Mu kami akan melihat terang).
Massachusetts Institute of Technology (MIT) punya motto: Mens et Manus; The Mind and Hand (pikiran dan tangan).
Sedangkan motto Stanford University: Die Luft der Freiheit weht (German) yang berarti The wind of freedom blows (angin kebebasan bertiup).
Motto dari University of Chicago adalah “Crescat scientia; vita excolatur” yang memiliki arti let knowledge grow from more to more; and so be human life enriched (biarkan pengetahuan tumbuh dari lebih banyak menjadi lebih banyak; dan dengan demikian menjadi hidup manusia yang diperkaya).
Sementara University of Pennsylvania memiliki motto “Leges sine moribus vanae (Laws without morals are useless; hukum tanpa moral tidak berguna).
Princeton University mottonya: Dei Sub Numine Viget (Under God's Power She Flourishes; di bawah kuasa Tuhan dia berkembang).
Johns Hopkins University punya motto yang berbunyi Veritas vos liberabit (The truth will set you free; kebenaran akan membuatmu bebas).
Motto Universitas Notre Dame adalah "Vita, Dulcedo, Spes". Yang berarti "Kehidupan, Kelembutan, Harapan".
Motto Universitas Tufts adalah "Pax et Lux" yang berarti "Damai dan Cahaya".
Universitas California Berkeley, mottonya: "Fiat Lux; Jadilah terang."
Di Inggris ada kampus Oxford dengan motto: Dominus Illuminatio Mea (The Lord is my light; Tuhan adalah terangku).
Leiden University di Belanda punya motto: Praesidium Libertatis yang berarti Bastion of Freedom atau "benteng kebebasan".
Dari motto-motto itu tergambar jelas bahwa kampus-kampus di Barat memang sebagai tempat pencerahan dan kebebasan. Bandingkan dengan kampus di Indonesia, yang salah satunya berbunyi (kira-kira) seputar: "inovatif", "kompetitif", dan "unggul", "berdaya saing". Jadi, senantiasa mencerminkan pencetak tenaga kerja, bukan ladang pergulatan kebebasan berpikir dan pencerahan.
NANI EFENDI, kritikus sosial, penulis, dan aktivis